Leopard 2, Tank Canggih dari Negeri Kanselir

Tank Leopard 2A6

Inilah tank Leopard yang selama ini menjadi polemik antara pemerintah Indonesia dengan sejumlah politisi di Senayan. Leopard 2A6 buatan Jerman ini menjadi salah satu tank terbaik di dunia.

Tank tempur utama Jerman ini merupakan pengembangan dari Leopard 1, dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada awal 1970. Tank ini pertama kali digunakan pada 1979. Dan kini sudah lebih dari 3.480 Leopard 2 telah diproduksi. Beberapa negara telah lama memilikinya.

Tank ini bermesin diesel MTU turbocharged dengan 1.500 tenaga kuda. Tank berbobot 62,3 ton ini memiliki panjang 7,7 meter, lebar 3,7 meter, dan tinggi 3 meter.

Leopard 2A6 dapat diisi oleh 4 orang yakni komandan, penembak, pengisi peluru, dan sopir.

Konon, kehebatan tank-tank ternama seperti Abrams M1A2, Challenger 2, dan Leclerc tak bisa menandingi Leopard 2A6 dalam hal perlindungan, daya tembak, dan mobilitas.

Baja generasi terbaru mejadikan Leopard 2A6 tahan serangan musuh. Untuk persenjataan, Leopard 2A6 menggunakan kanon Rheinmetall kaliber 120 mm. Senjata ini dirakit sesuai dengan standar NATO. Tank ini juga memiliki persenjataan sekunder berupa senapan mesin kaliber 7,62 mm.

Keampuhannya telah dibuktikan dalam beberapa medan tempur. Angkatan Darat Jerman pertama kali menggunakan Leopard 2 dalam perang di Kosovo. Kanada dan Denmark juga mengoperasikannya dalam perang di Afganistan

Indonesia sendiri berencana membeli 100 unit tank Leopard ini dari Belanda. Tank tersebut adalah bekas angkatan darat Belanda yang katanya belum lama digunakan. Namun, rencana itu diwarnai polemik antara pemerintah dengan sejumlah kalangan, terutama sejumlah anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat yang menentang keras pembelian ini.

Disamping itu parlemen Belanda juga merasa pembelian tank ini harus dikaji ulang mengingat tingginya pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia kepada masyarakat sipil. Pemerintah Belanda takut bila suatu saat nanti tank ini diturunkan untuk menghalau para pengunjuk rasa. Mungkin hal tersebut adalah satu dari sekian banyak alasan untuk menjatuhkan nama pemerintah Indonesia.

Tidak habis pikir Indonesia memilih opsi yang lain. Pemerintah melakukan negosiasi untuk membeli langsung Tank ini dari negeri asalnya, Jerman. Dan menurut kabar yang beredar, Indonesia akan membeli tank ini sejumlah 100 unit yang kondisinya masih baru - daripada second, mending yang baru, iya gak?. Semoga hal demikian bisa terwujud.

Saya pun turut mendukung langkah yang dilakukan pemerintah. Apa yang direncanakan oleh pemerintah bukan tanpa alasan, karena ditinjau dari aspek alat sistem utama persenjataan di Indonesia sudah sangat memprihatinkan dan sudah sepantasnya untuk diremajakan.

Dibanding negeri tetangga, negara kita memiliki alutsista yang paling buruk. Apalagi dari segi pertahanan darat dan laut, masih sangat kurang memadai untuk negara yang memiliki kapasitas wilayah yang sangat luas. Jangan hanya karena anggaran di veto oleh parlemen, semua yang diinginkan demi kepentingan negara harus di relakan.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar